Resensi Buku "Alasan untuk Tetap Hidup"

 

Resensi Buku

"Alasan Untuk Tetap Hidup"


Judul Buku : Alasan untuk Tetap Hidup

Pengarang : Matt Haig

Penerbit         : Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2018

Tebal Halaman : 276 halaman

ISBN : 978-602-06-4853-8

Berat : 380 gram


Menjadi manusia tentu bukanlah sesuatu yang mudah. Sering kali, kita mengalami kejadian buruk dan trauma yang membuat kita sedih. Tidak hanya itu, mungkin saja kejadian itu malah membuat kita depresi, menyalahkan diri sendiri, dan merasa bahwa seharusnya kita tidak terlahir ke dunia ini. Kita mungkin berpikir, eksistensi kita hanyalah sebuah kesalahan. Hingga akhirnya, ada yang memilih untuk mengakhiri hidupnya. Bunuh diri.


Buku “Alasan untuk Tetap Hidup” oleh Matt Haig memberi kita nasihat untuk tetap bertahan hidup dari sudut pandang penulis yang dulunya mengalami depresi. Penulis seperti berperan sebagai teman kita yang menceritakan masa lalunya, membuat kita tidak merasa sendirian di dunia ini. Buku ini sangat cocok dibaca oleh mereka yang mengalami depresi karena menggambarkan arti dan bentuk dari depresi, bagaimana depresi itu bisa datang, dan solusi untuk bebas dari rasa depresi. Tidak semua solusi yang diberikan penulis cocok atau relate bagi semua orang, sehingga pembaca perlu memilah mana yang terbaik untuk diri sendiri. Sedangkan bagi mereka yang tidak mengalami depresi, buku ini tetap layak untuk dibaca karena mampu menguatkan motivasi untuk terus bertahan hidup.


Dua bagian favorit saya dari buku ini adalah “Alasan untuk tetap hidup” dan “Bagaimana cara mendampingi seseorang yang menderita depresi atau kecemasan”. Bermodalkan kedua bagian itu, setidaknya saya jadi lebih paham ketika harus menemani teman saya yang mengalami depresi. 


     Buku ini termasuk ringkas. Penulis menjelaskan pengalamannya dalam “berperang” melawan depresi dengan cukup jelas dan runtut. Beberapa bagian juga ditulis seperti sebuah dialog antara “aku yang dulu” dan “aku yang sekarang” sehingga kita dapat memahami perbedaan cara pandang penulis dalam dua waktu yang berbeda. Ditulis pula kiat-kiat dalam bentuk daftar yang cukup memudahkan pembaca, seperti gejala depresi, alasan untuk tetap hidup, mendampingi teman yang depresi, dan lain-lain. Sayangnya, penggunaan kalimat terjemahan dalam buku ini masih kaku sehingga pembawaan buku ini terkesan cukup serius bagi sebagian orang. Meskipun begitu, buku ini tetap worth it untuk dibaca karena memberikan pengalaman depresi dari sudut pandang berbeda dan mengetuk hati kita untuk terus bertahan hidup di tengah dunia yang barangkali tak sejalan dengan hati kita. [*]



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku "Taipan - The Winner Takes It All"